Tiada Kata Pensiun
Misionaris Bertha Smith melayani Tuhan dengan setia di China sampai usia tujuh puluh tahun. Ia dipaksa untuk pensiun karena kebijakan dewan misinya. Namun, ia masih belum siap untuk pensiun.
“Rasanya sungguh memilukan!” tulisnya, “Aku tidak pernah membayangkan untuk menghentikan pekerjaanku bersama orang China. Pulang ke tempat asalku terasa sangat memilukan. Aku masih melakukan pekerjaan selama lima belas jam sehari, dan aku tidak pernah merasa terlalu lelah untuk bangun keesokan harinya.”
Bertha menerima keputusan pensiunnya itu sebagai keputusan yang berasal dari Tuhan. Ia merasa yakin bahwa Tuhan telah menyiapkan pekerjaan baru baginya.
Tak lama kemudian, ia kebanjiran undangan untuk berbicara dan membagikan prinsip-prinsip kebangunan rohani yang telah dia amati dan pelajari di China.
Lalu dia melakukan banyak perjalanan ke Amerika dan ke seluruh dunia, melakukan pelayanan yang menguras tenaga dengan menceritakan kisah kebangunan rohani.
Selama hampir tiga puluh tahun kemudian, ia melayani Tuhan pada masa pensiunnya, lalu ia masuk ke dalam ‘kemuliaan’ tepat lima bulan setelah ulang tahunnya yang ke-100.
Seperti Bertha, John Wesley pada ulang tahunnya yang ke-71 juga menulis, “Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan kekuatan yang sama seperti yang aku dapatkan 30 tahun yang lalu? Bagaimana mungkin daya penglihatanku bisa dikatakan lebih baik sekarang, dan urat syarafku lebih kencang dari sebelumnya?”
Sembilan tahun kemudian, menjelang usianya yang ke-80, John berkata, “Tuhan jangan biarkan aku hidup sia-sia.”
Kesaksian Bertha Smith dan John Wesley memberi inspirasi bahwa semakin berumur mereka pantang berhenti untuk melayani Tuhan, bahkan mereka semakin bersemangat melayani. —Lydia Ong
Jangan tawar hati menghadapi hidup. Teruslah bersemangat dan berjuang sampai pada masa perhentian kekal kita.
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 11/11/2012 (dipersingkat)
Judul asli: Semangat
==========