16 Oktober 2012

Memegang Janji


Malam itu, sekitar tahun 1900, sepasang pengantin baru berkebangsaan Hongaria menikmati makan malam di sebuah kafe kecil di kota Paris.

Alangkah terperanjat dan panik sang suami ketika hendak membayar, ia mendapati dompetnya telah dicuri. Tiket mereka untuk kembali ke Wina pun ikut raib. Pelayan kafe tidak memercayai mereka dan membawa pasangan suami istri itu menghadap manajer kafe.

Untuk sejenak manajer itu melihat pasangan suami istri itu. Ada sesuatu dalam diri sang suami, yang tidak bisa dia jelaskan, yang membuatnya suka dan percaya kepada mereka, sehingga ia bahkan membelikan mereka tiket pulang ke Wina.

Tentu pasangan suami istri ini sangat berterima kasih. Kemudian sang suami berkata, “Tuan, Anda tidak akan pernah menyesali kemurahan yang Anda lakukan ini. Aku berjanji akan membuat Anda dan kafe Anda terkenal. Cita-citaku adalah menulis sebuah opera dan memasukkan kafe Anda di dalamnya.”

Manajer itu tersenyum dan berkata bahwa ia sudah akan senang jika uangnya kembali.

Suami muda itu, Franz Lehar, memegang teguh janji yang diucapkannya malam itu. Beberapa tahun kemudian, pada tanggal 30 Desember 1905, opera yang ditulisnya “The Merry Widow” tayang perdana di Teater an der Wein di Wina, dan nama Kafe Maxim dipakai sebagai lokasi sentralnya.


Opera ini masih terus ditonton orang setelah 90 tahun kemudian, dan karena opera ini pulalah hingga kini banyak orang ingin mengunjungi Paris hanya untuk melihat Kafe Maxim.

Semua itu karena pemiliknya yang hidup seratus tahun silam bertindak sebagai seorang sahabat bagi penulis Hongaria yang saat itu tidak memiliki sepeser pun uang di sakunya.

Dan sekarang setelah lebih dari seratus tahun, Anda dan saya juga masih tetap dapat mengenang kisah kemurahan hati dan memegang janji yang menyentuh hati ini. Siapa tahu suatu hari nanti kita berkesempatan ke Paris dan mengunjungi Kafe Maxim.

Di zaman sekarang rasanya sulit mencari orang seperti pemilik kafe yang murah hati itu. Kebanyakan orang merasa berat hati untuk mengulurkan bantuan.

Di zaman ini pula sulit menemukan orang seperti Franz Lehar yang memegang janji. Tetapi, marilah kita tetap setia memegang janji yang telah kita ikrarkan. —Liana Poedjihastuti

Don’t respect someone for making a promise. Respect them for keeping it. —Unknown quote

* * *

Sumber: KristusHidup.com, 16/10/2012 (diedit seperlunya)

Judul asli: Murah Hati dan Memegang Janji

==========

Artikel Terbaru Blog Ini