Hari Esok
Tidak seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esok, bahkan yang akan terjadi satu jam, satu menit, dan satu detik ke depan sekalipun.
Namun demikian, kita harus tetap melangkah dengan tegap. Artinya apa? Artinya adalah kita harus hidup dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.
Ada sebuah kisah, tersebutlah seorang laki-laki yang pada suatu ketika ditinggal mati oleh istrinya, sehingga kini ia hanya hidup bersama anak laki-lakinya dan juga ibunya yang sudah tua.
Laki-laki tersebut menjadi sangat sedih, dan sebagai kompensasi kesedihannya, dia bekerja dengan sedemikian kerasnya. Setiap hari ia bekerja pagi-pagi sekali sampai larut malam.
Beberapa kali ibunya menyatakan kerinduannya untuk pulang kampung, menikmati udara pedesaan bersama anak dan cucunya tersebut. Tetapi, beberapa kali juga laki-laki tersebut menolaknya dengan alasan sibuk bekerja.
Demikian pula ia pun menolak saat anak semata wayangnya, berkali-kali memohon kepada sang ayah agar memiliki waktu baginya untuk mengerjakan PR atau sekadar jalan-jalan pada sore hari.
Suatu hari, terjadilah kebakaran hebat yang melanda perumahan yang ditinggali oleh laki-laki tersebut bersama ibu dan anaknya. Naas tak dapat ditolak, ibu dan anak semata wayangnya ternyata menjadi korban kebakaran tersebut. Mereka berdua mati terpanggang dan tertimbun reruntuhan rumahnya.
Tentu saja laki-laki itu sangat menyesal karena belum bisa memenuhi permintaan ibu maupun anaknya. Apa daya, berapa banyak pun uang yang dimilikinya sebagai hasil kerja kerasnya selama ini tidak berarti apa-apa bagi dirinya, karena orang-orang yang dikasihinya sudah tiada.
Marilah kita gunakan waktu yang masih ada pada kita dengan sebaik-baiknya, dan perhatikanlah bagaimana kita hidup. —Pdt. David Nugrahaning Widi
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 19/8/12 (diedit seperlunya)
Judul asli: Tak Kutahu akan Hari Esok
==========